Jendela Retak ke Dunia Digital

๐Ÿ’ป๐Ÿ•ฏ️ “Jendela Retak ke Dunia Digital”

Aku tidak pernah dipanggil “Mas” dengan sungguh-sungguh.
Biasanya hanya,

“Mas, bisa benerin laptop saya?”

Lalu mereka duduk, memainkan kuku,
menyeka keringat yang tidak mereka akui,
sementara aku membuka lembar demi lembar logika logam
yang pernah jadi alat perang mereka: kerja, kuliah, hidup.



Aku bukan montir, bukan tukang sulap.
Aku hanya pembaca luka digital,
yang paham bahwa ketika laptop tak mau menyala,
itu bukan hanya karena motherboard bermasalah.
Tapi karena terlalu banyak beban
yang mereka simpan di dalamnya:
folder bernama “Jangan Dibuka”,
draft yang tak pernah selesai,
dan foto mantan yang belum juga dihapus.


Laptop mereka menghela napas saat kubuka sekrup terakhir.
Kipasnya seperti paru-paru yang menahan batuk,
RAM-nya seperti pelupa tua,
dan harddisk—ah, tempat paling sentimental—
seringkali menyimpan lebih banyak kenangan daripada isi kepala pemiliknya sendiri.

Kadang aku menemui pesan-pesan tak selesai,
presentasi berjudul “Final_revisi_FIX_Beneran2.pptx”,
atau skripsi yang terhenti di Bab 3,
dengan catatan kaki penuh gumaman marah.


Aku bukan hanya tukang servis.
Aku penjaga pintu digital.
Aku yang dititipi tanggung jawab untuk menghidupkan ulang
apa yang tak sempat diselamatkan.


Mereka datang dengan wajah tegang,
menyodorkan laptop yang tidak bisa menyala
seperti menyodorkan tubuh tanpa nyawa.
Dan mereka berkata, “Data saya penting, Mas...”
Padahal yang ingin mereka katakan adalah:
“Saya takut kehilangan jejak diri saya sendiri.”


Di pojok ruang ini,
di antara bau solder dan debu keyboard,
aku belajar satu hal:
kerusakan selalu membawa manusia kembali pada kejujuran.
Dan kejujuran itu kadang hanya muncul
ketika layar tak lagi menyala.


Jadi aku pelan-pelan,
membuka baut demi baut
seperti membuka luka yang tidak ingin diganggu,
tapi harus dibersihkan.
Dan ketika laptop itu hidup kembali,
bukan aku yang merasa bangga—
tapi mereka,
yang merasa diberi kesempatan kedua
untuk meneruskan sesuatu
yang nyaris lenyap.


๐Ÿงท

Aku tukang servis laptop.
Tapi kadang, aku merasa seperti perawat bagi file-file yang terlupakan,
dan pengantar nyawa bagi mesin-mesin yang masih ingin berguna.
Di dunia yang serba cepat,
tugasku hanya satu:
menjaga agar satu jendela ke dunia tetap bisa dibuka,
meski retaknya tak bisa kuhilangkan sepenuhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Pelatihan Servis Laptop – Praktis dan Siap Kerja

Lowongan Kerja di Mataram IT – Penjaga Bengkel & Kurir

๐Ÿ“ข Lowongan Kerja: Asisten Teknisi Laptop – Mataram IT