Skripsi di Era AI
Skripsi di Era AI: Yang Lebih Utama Adalah Menguji Pemahaman
Label: [AI, Pendidikan, Skripsi, Mahasiswa, Teknologi]
Masih Perlukah Skripsi Setebal Buku di Era AI?
Banyak mahasiswa merasa skripsi adalah proses yang panjang dan melelahkan. Tapi sekarang, di era AI — ketika mesin bisa bantu menulis dengan cepat — muncul pertanyaan penting:
Apakah yang lebih utama masih jumlah halaman, atau sudah saatnya kita fokus pada pemahaman nyata?
Dari Tebal Dokumen ke Dalamnya Pemahaman
Pendekatan Lama: Fokus pada Panjang Tulisan
Dulu, keberhasilan skripsi sering diukur dari seberapa tebal laporannya, bukan dari seberapa dalam pemahamannya.
Pendekatan Baru: Fokus pada Pemahaman
Kini yang lebih dibutuhkan adalah kemampuan menjelaskan dan menerapkan ilmu. Logika, penalaran, dan daya analisis menjadi jauh lebih penting daripada layout dan format.
Kenapa Pemahaman Itu Lebih Penting?
1. Bukti Penguasaan Ilmu
Skripsi seharusnya menjadi bukti bahwa mahasiswa paham, bukan cuma bisa copy-paste dari referensi.
2. AI Tidak Bisa Gantikan Pemahaman
AI bisa bantu tulis paragraf, tapi tidak bisa menjawab secara kritis dan fleksibel seperti manusia yang benar-benar paham.
3. Dunia Kerja Butuh yang Paham, Bukan Hanya Lulus
Industri mencari problem solver. Jika hanya bisa menyusun dokumen, tapi tak bisa berpikir kritis, akan tertinggal.
Alternatif Skripsi yang Lebih Bermakna
✅ Proyek Nyata – misal aplikasi, program, sistem kerja.
✅ Artikel Ilmiah – lebih ringkas, tapi harus tajam dan berbobot.
✅ Presentasi Terbuka – menguji kemampuan menjelaskan dan menjawab.
✅ Portofolio Karya – menampilkan hasil nyata selama kuliah.
Risiko Jika Hanya Ikut Format Lama
-
Mahasiswa makin bergantung pada AI
-
Esensi belajar tergantikan format
-
Waktu dan tenaga habis untuk hal formalitas
-
Tidak punya nilai tambah saat lulus
Mahasiswa makin bergantung pada AI
Esensi belajar tergantikan format
Waktu dan tenaga habis untuk hal formalitas
Tidak punya nilai tambah saat lulus
Kesimpulan
Skripsi bukan sekadar laporan.
Yang kita butuhkan hari ini adalah sistem pendidikan yang menguji pemahaman nyata, bukan hanya kemampuan menyusun dokumen panjang. AI memang canggih, tapi pemahaman dan akal sehat manusialah yang akan tetap relevan.
Komentar
Posting Komentar