WARISAN ARAH, BUKAN SEKADAR CATATAN USAHA

WARISAN ARAH, BUKAN SEKADAR CATATAN USAHA

(Sebuah Penjelasan untuk Istri Tercinta)

Aku menyusun catatan demi catatan bukan karena takut mati.
Tapi karena tahu: mati itu pasti, dan hidup ini penuh ketidakpastian.

Sebagai suamimu, aku tidak hanya memikirkan hari ini.
Aku juga memikirkan hari ketika aku tak lagi bisa berbicara, tak lagi bisa duduk bersamamu membahas strategi, tak lagi bisa mengecek arus kas, atau menjelaskan kenapa sistem diatur begini dan bukan begitu.

Catatan-catatan usaha ini—tentang alur servis, pembukuan, rotasi stok, pola gaji karyawan, SOP teknisi, hingga etika komunikasi—bukan dibuat karena ambisi duniawi.
Tapi karena cinta.
Cinta dalam bentuk tanggung jawab.

STRATEGI HIDUP SEBELUM TAKDIR TIBA

Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai usia 66.
Itu bukan di bawah kendaliku.
Tapi memastikan engkau tidak kebingungan kalau aku dipanggil lebih dulu,
itulah yang menjadi bagian dari amanahku.

Maka catatan ini bukan untukku,
tetapi untukmu—dan anak-anak kita kelak.
Agar mereka tahu bahwa usaha ini tidak dibangun asal-asalan.
Bahwa ada prinsip, sistem, dan nilai yang bisa diteruskan.
Dan bahwa engkau tidak memulai dari nol.

Aku ingin usahaku tetap bernilai ibadah, bahkan setelah aku tiada.
Karena itulah aku buat sistemnya bisa dibaca, dipahami, dan dilanjutkan—
oleh siapa pun yang engkau percaya,
tanpa harus bergantung pada ingatanku yang sudah tidak ada.

MENGAPA INI PENTING DALAM ISLAM?

Karena dalam Islam, suami bukan hanya pencari nafkah,
tapi juga qawwam—penuntun jalan keluarga.
Dan penuntun yang baik tidak membawa keluarganya ke jurang ketika ia harus pergi.
Ia membekali mereka dengan arah.

Aku tidak ingin meninggalkanmu dengan sekadar warisan uang.
Uang bisa habis.
Tapi sistem dan akal sehat yang tercatat,
itulah warisan sejati.

Sistem ini adalah bentuk amar ma’ruf dalam urusan dunia:
cara mencari nafkah dengan jujur,
mengelola harta dengan adil,
menjaga amanah pelanggan,
dan tidak zalim kepada pekerja.
Semuanya sudah kutulis. Rinci.
Agar engkau bisa paham arahku—bukan sekadar hasilnya.

JIKA NANTI AKU TIADA

Jika takdir itu datang lebih cepat dari yang kita rencanakan,
jangan panik.
Buka catatanku.
Ikuti alur sistemnya.
Lanjutkan apa yang bisa dilanjutkan.
Evaluasi, adaptasi, teruskan.
Tidak perlu takut.

Kita pernah berbincang:
aku ingin anak-anak kita belajar dari contoh nyata,
bukan dari dongeng orang kaya.
Dan aku ingin engkau tahu,
bahwa semua ini kupersiapkan agar engkau bisa berdiri tegar,
bukan tergantung belas kasihan siapa pun.

KESIMPULAN: INILAH CARAKU MENCINTAIMU

Sebagian orang mencintai dengan puisi, sebagian dengan hadiah, sebagian dengan janji.
Aku mencintaimu dengan sistem.
Dengan struktur yang bisa diwariskan.
Dengan strategi.
Karena aku ingin kau tetap tahu arah bahkan saat aku sudah tidak bisa bicara.

Ini bukan sekadar usaha.
Ini adalah wasiat hidup yang tertulis sebelum aku mati.
Agar engkau tahu:
bahkan dalam diamku nanti,
aku masih berusaha menjaga kalian.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Pelatihan Servis Laptop – Praktis dan Siap Kerja

[CLOSED] Lowongan Kerja di Mataram IT – Penjaga Bengkel & Kurir [selesai]

๐Ÿ“ข Lowongan Kerja: Asisten Teknisi Laptop – Mataram IT