Fakta: Pesantren ISO 9001:2015 Wajib Punya Laporan Menu Maka
Banyak orang mungkin belum tahu bahwa ketika sebuah pondok
pesantren sudah tersertifikasi ISO 9001:2015, maka bukan hanya kegiatan
akademik yang terdokumentasi, tetapi juga urusan dapur — termasuk menu makan
santri.
Mengapa begitu? Karena ISO 9001:2015 mewajibkan setiap proses dalam organisasi mempunyai rekaman mutu yang dapat diverifikasi.
1. Rekaman Mutu di Dapur Pesantren
Dalam standar ISO, semua kegiatan penting harus menghasilkan rekaman (records). Bagi dapur pesantren, bentuk rekamannya antara lain:
- Daftar menu harian/mingguan/bulanan
- Log pembelian bahan makanan
- Catatan distribusi makanan ke santri
- Evaluasi gizi & variasi menu
- Hasil inspeksi kebersihan dapur
2. Bisa Diminta Kapan Saja
Karena ISO menuntut keterbukaan dan bukti, wali santri atau pengurus bisa meminta laporan menu makan dalam periode tertentu:
- Bulanan → Rekap menu satu bulan penuh
- Tiga bulanan → Ringkasan variasi dan evaluasi gizi
- Harian → Log menu yang diolah di dapur setiap hari
3. Manfaat Laporan Menu
- Transparansi: wali santri tahu apa yang dikonsumsi
anak-anaknya
- Evaluasi gizi: memastikan menu seimbang (karbohidrat, protein, sayur, buah)
- Efisiensi biaya: manajemen bisa melihat pola pengeluaran bahan makanan
- Audit mutu: memudahkan auditor internal/eksternal memverifikasi standar
pelayanan
4. Nilai Plus bagi Pesantren
Dengan ISO 9001:2015, dapur pesantren tidak lagi dikelola asal-asalan. Ada standar, ada SOP, dan ada bukti tertulis. Ini menumbuhkan kepercayaan wali santri, meningkatkan kepuasan santri, sekaligus menjaga keberlanjutan pesantren.
Penutup
Fakta ini membuktikan bahwa sertifikasi ISO 9001:2015 benar-benar membawa pesantren ke level manajemen modern. Bahkan hal sederhana seperti menu makan santri pun terdokumentasi, transparan, dan bisa dievaluasi untuk perbaikan berkelanjutan.
Kesimpulannya: Kalau sebuah ponpes sudah ISO 9001:2015, jangan ragu meminta laporan menu makan bulanan atau triwulanan. Itu bukan permintaan berlebihan, melainkan hak semua stakeholder dalam sistem mutu.
Komentar
Posting Komentar