Mengapa Damkar Tidak Disiagakan? — Dua Jalur Penjelasan
Diagram alur ini memetakan kemungkinan Skenario A (Kelalaian) dan Skenario B (Pembiaran) sejak ada pengumuman rencana demo di media sosial (H-1) hingga dampak akhirnya.
Skenario A: Kelalaian
Input (H-1)
Pengumuman demo tersebar di sosmed
↓
Decision
Rapat koordinasi lintas instansi (Polri–Pemda–BPBD/Damkar) terjadwal?
↓
Process
Fokus dialihkan ke crowd control; Damkar dianggap “datang bila ada kejadian”
↓
Bottleneck
Kurang personel / anggaran standby / SOP tidak mengharuskan pra-pos
↓
Outcome
Damkar tidak siaga di titik rawan; respons terlambat; kerusakan membesar
Narasi publik: “Negara lamban, SOP lemah,” namun tanpa niat jahat eksplisit.
Skenario B: Pembiaran
Input (H-1)
Pengumuman demo tersebar di sosmed
↓
Decision
Ada sinyal untuk tidak menempatkan Damkar di pra-pos lokasi strategis?
↓
Mechanism
Damkar menunggu “panggilan resmi” → jeda waktu pemadaman
↓
Leverage
Api membesar → framing “demo anarkis” → legitimasi pengetatan & proyek
↓
Outcome
Delegitimasi gerakan; justifikasi kontrol keamanan; membuka tender rekonstruksi
Narasi publik: “Negara bermain dua wajah” — kecurigaan pembiaran terstruktur.
Checklist Evidensi Lapangan (opsional)
- Log rapat koordinasi (undangan, notulen, daftar hadir instansi)
- Penempatan pra-pos Damkar (peta, foto, jam standby, jumlah unit)
- Timeline panggilan & kedatangan (rekam 112/BPBD, HT log, CCTV)
- Instruksi tertulis/lisan yang mengubah SOP biasa
- Jejak tender/anggaran rekonstruksi (kecepatan, pihak, nilai paket)
Catatan: Diagram ini alat bantu berpikir. Penetapan kebenaran memerlukan audit bukti yang ketat.
Komentar
Posting Komentar