Perintis vs Pewaris
Perintis atau Pewaris?
Kadang orang sibuk menanyakan: lebih mulia mana—jadi perintis, atau pewaris?
Aku hanya tersenyum, sebab bagiku pertanyaan itu tak lagi relevan.
Aku tidak mewarisi tanah, rumah, atau harta.
Yang kuterima jauh lebih senyap, tapi sekaligus lebih menentukan arah.
Dari bapak, mengalir logika yang tertata rapi—kerangka berpikir yang menuntunku melihat keteraturan di balik keruwetan.
Dari ibuku, melekat naluri penerangan—dorongan halus untuk membuat orang lain mengerti, untuk menyalakan jalan tanpa harus berteriak.
Warisan itu tidak kasatmata.
Ia bukan benda yang bisa dipegang,
tapi denyut yang terasa dalam setiap cara aku berpikir, memimpin, dan mengajar.
Maka aku tidak pernah benar-benar memilih: perintis atau pewaris.
Aku tahu, aku adalah pewaris—karena aku membawa nyala yang diturunkan.
Dan aku pun perintis—karena nyala itu menuntunku membuka jalan baru.
Pada akhirnya, gelar hanyalah gema.
Yang penting bukanlah sebutan,
tetapi apakah cahaya itu terus sampai,
melewati tanganku, dan hidup di tangan berikutnya.
====== ====== ======
Juru Penerangan adalah sebuah profesi resmi di era Departemen Penerangan (masa Orde Baru).
Tugasnya adalah menyampaikan informasi pemerintah kepada masyarakat, biasanya lewat:
pertemuan warga, penyuluhan di desa-desa, siaran radio lokal, atau lewat materi cetak dan poster.
Namun seorang jupen bukan sekadar “pembawa berita”. Ia dituntut menerjemahkan informasi agar mudah dipahami, menyesuaikan bahasa dengan audiens, sekaligus menanamkan nilai yang dianggap penting oleh negara saat itu.
Jadi, jupen itu semacam komunikator publik: menghubungkan pusat informasi dengan masyarakat akar rumput.
Komentar
Posting Komentar