Teknisi adalah beban toko
Teknisi Laptop: Pahlawan Solder atau Beban Servis Center?
Katanya teknisi laptop adalah ujung tombak. Tanpa mereka, servis center hanyalah etalase kosong. Namun dari kacamata “efisiensi biaya”, teknisi kerap direduksi menjadi baris angka di spreadsheet: beban yang harus ditekan.
1) Teknisi, Mesin Produksi yang Minta Makan
Dianggap setara mesin, bedanya: mesin pakai listrik, teknisi pakai gaji. Walau gaji telat dua minggu, tetap diminta senyum ke pelanggan. Sayangnya, solder station tidak bisa disetel pakai “motivasi”, dan pinset tidak bisa dibeli dengan “terima kasih, bos”.
2) Beban Garansi
Setiap salah diagnosis berubah jadi garansi: nombok part, ongkos, reputasi. Ironisnya, banyak “salah” lahir dari kultur instan: vonis “ganti chipset” padahal akar masalah hanya thermal throttling atau hygiene software yang di-skip demi kejar target.
3) Administrasi vs Realita
Manajemen memuja angka, tabel, dan CRM. Laporan rapi jadi fetisisme baru. Tapi teknisi itu manusia, bukan sel Excel. Terlalu banyak form, terlalu sedikit waktu untuk inspeksi visual, pengukuran rail, dan uji beban yang benar.
Hasilnya? Banyak teknisi akhirnya lebih sibuk merapikan laporan kerja daripada merapikan jalur motherboard. Laporan indah sudah dikirim ke atasan, sementara di meja kerjanya ada resistor yang diam-diam salah pasang.
4) Beban Inovasi
Teknisi yang terlalu pintar dianggap risiko: bisa mandiri, bisa buka bengkel. Maka strategi aman: rekrut “cukup bisa ganti keyboard”, tapi jangan terlalu berani baca skema. Pengetahuan dikunci, SOP dibuat kabur, agar semua tergantung “atasan”.
5) Biaya yang Tak Pernah Dihitung
- Biaya vonis salah — return tinggi, komplain beruntun.
- Biaya reputasi — pelanggan pindah ke bengkel rumahan yang lebih jujur.
- Biaya turnover — teknisi baik pergi karena stagnan, yang tinggal merasa tersandera.
6) Kesimpulan Sinis
Teknisi bukan beban servis center. Beban sesungguhnya adalah mentalitas yang melihat keterampilan sebagai biaya, bukan aset. Bila teknisi diperlakukan seperti mesin usang, bengkel hanya akan memproduksi keluhan. Dan pelanggan, pada akhirnya, memilih pintu keluar.
Komentar
Posting Komentar