Pendidikan yang Bocor dari Hal Sepele

Peristiwa penyitaan sandal yang kemudian hilang—lalu secara ironis bisa diambil kembali oleh siswa tertentu karena memiliki kakak—bukan sekadar kisah kecil tentang alas kaki. Ia adalah fragmen telanjang dari masalah yang lebih dalam: kegagalan etika, kegagalan tata kelola, dan kegagalan pendidikan karakter yang justru terjadi di ruang yang mengklaim mendidik.

Penyitaan, dalam kerangka pedagogik, seharusnya bersifat mendidik, bukan menghukum secara sewenang-wenang. Barang yang disita bukan rampasan perang. Ia adalah amanah sementara. Ketika barang itu hilang, atau berpindah tangan tanpa prosedur yang adil, maka yang runtuh bukan hanya sandal—melainkan legitimasi moral institusi.

Lebih pahit lagi, muncul fakta bahwa sebagian siswa dapat mengambil sandal sitaan karena memiliki kakak. Di titik ini, disiplin berubah menjadi nepotisme mikro. Aturan yang seharusnya impersonal dan setara, dilunakkan oleh relasi darah. Pesan yang diterima siswa sangat jelas, meski tak pernah diucapkan:
keadilan tidak berlaku bagi semua; ia bisa dinegosiasikan jika kamu punya orang dalam.

Ini bukan persoalan remeh. Anak-anak belajar bukan dari spanduk visi-misi, tetapi dari praktik konkret. Hari itu mereka belajar bahwa kekuasaan kecil pun, jika tak diawasi, cenderung menyimpang. Mereka belajar bahwa kedekatan sosial lebih menentukan daripada kebenaran. Ini adalah kurikulum tersembunyi yang jauh lebih kuat daripada ceramah akhlak.

Secara jujur harus dikatakan:
jika sekolah gagal mengelola hal sesederhana sandal, maka wajar bila publik meragukan pengelolaan hal-hal yang jauh lebih besar—uang, kebijakan, dan kepercayaan.

Disiplin tanpa keadilan adalah kekerasan simbolik.
Aturan tanpa konsistensi adalah sandiwara.
Dan pendidikan yang membiarkan ketidakadilan kecil tumbuh, sedang menanam benih ketidakadilan besar di masa depan.

Tidak perlu retorika panjang untuk menutupinya.
Yang dibutuhkan hanya satu hal yang langka namun mendasar: kejujuran institusional—berani mengakui salah, membenahi prosedur, dan menegakkan aturan tanpa pandang bulu.

Karena pendidikan sejati tidak diuji saat mengajarkan yang besar,
melainkan saat menjaga yang tampak sepele.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Pelatihan Servis Laptop – Praktis dan Siap Kerja

๐Ÿ“ข Lowongan Kerja: Asisten Teknisi Laptop – Mataram IT

[CLOSED] Lowongan Kerja di Mataram IT – Penjaga Bengkel & Kurir [selesai]