Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025
Demo Akhir Agustus 2025, Gedung DPRD NTB, dan Narasi Pembiaran: Analisis Penuh Demo Akhir Agustus 2025, Gedung DPRD NTB, dan Narasi Pembiaran: Analisis Penuh Refleksi kebijakan & opini publik — disusun sebagai panduan membaca peristiwa dan menimbang bukti. Akhir Agustus 2025, linimasa dibanjiri ajakan turun ke jalan, opini, dan potongan video yang saling bertubrukan. Di Lombok, perhatian mengerucut pada kebakaran Gedung DPRD NTB . Pertanyaan yang mengganggu: mengapa gedung bisa hangus total? Lebih tajam lagi: mengapa damkar tidak disiagakan, padahal rencana aksi sudah beredar di media sosial sejak malam sebelumnya? Disclaimer: Tulisan ini adalah analisis skenario dan pembacaan pola. Ia tidak menuduh individu/instansi tertentu, melainkan memetakan kemungkinan, kerentanan SOP, dan ruang penyalahgunaan kebijakan. 1) Latar: Antara Fakta Kebijakan dan Teori Konspirasi Di hulu, keresahan publik dipicu isu keb...
Mengapa Damkar Tidak Disiagakan? — Dua Jalur Penjelasan Diagram alur ini memetakan kemungkinan Skenario A (Kelalaian) dan Skenario B (Pembiaran) sejak ada pengumuman rencana demo di media sosial (H-1) hingga dampak akhirnya. Skenario A: Kelalaian Input (H-1) Pengumuman demo tersebar di sosmed ↓ Decision Rapat koordinasi lintas instansi (Polri–Pemda–BPBD/Damkar) terjadwal? ↓ Process Fokus dialihkan ke crowd control; Damkar dianggap “datang bila ada kejadian” ↓ Bottleneck Kurang personel / anggaran standby / SOP tidak mengharuskan pra-pos ↓ Outcome Damkar tidak siaga di titik rawan; respons terlambat; kerusakan membesar Narasi publik: “Negara lamban, SOP lemah,” namun tanpa niat jahat eksplisit. Skenario B: Pembiaran ...

Analisis AI

Ringkasan Percakapan: Teori Konspirasi Demo Agustus 2025 dan Analisis Pembiaran Gedung DPRD NTB Ringkasan Percakapan Percakapan ini dimulai dengan permintaan pengguna untuk menjelaskan teori konspirasi dalam demo akhir Agustus 2025 di Indonesia. Berbagai isu seperti narasi pembubaran DPR, kelompok fiktif "Revolusi Rakyat Indonesia", protes terhadap tunjangan anggota DPR, dan dugaan infiltrasi elite dibahas. Saya menekankan perbedaan antara fakta dan hoaks, serta menjelaskan bahwa sebagian besar unjuk rasa dipicu oleh isu kebijakan tunjangan, bukan oleh kelompok misterius. Teori Konspirasi Demo Akhir Agustus 2025 Topik awal menyoroti bagaimana seruan "bubarkan DPR" pada 25 Agustus tidak didukung oleh organisasi resmi dan justru berasal dari video hoaks. Saya menjelaskan bahwa isu tunjangan Rp 50 juta per bulan bagi anggota DPR menjadi pemicu utama protes, dan bahwa teori tentang kelompok "Revolusi Rakyat Indonesia" tidak memiliki dasar jelas. Kla...
🏠 Checklist Siaga Gempa – Lombok Ringkas, 1 halaman; boleh dicetak dan ditempel di rumah/pos ronda/masjid. 1) Sebelum Gempa (Persiapan) Tas Siaga 3×24 Jam – air minum, makanan siap saji, P3K, obat rutin, powerbank, senter, radio/HP, masker, uang tunai kecil, salinan KTP/KK/sertifikat. Rumah Aman – cek retak/kolom/balok; tambah pengikat atap; konsultasikan penguatan sederhana bila perlu. Barang Berat – angkur lemari/furnitur ke dinding; simpan kaca/pecah belah di rak bawah; jauhkan dari tempat tidur. Jalur Evakuasi – kenali rute ke area terbuka/tinggi; tetapkan titik kumpul keluarga . Kontak Darurat – BPBD NTB, BMKG (196), RS/Puskesmas terdekat, ketua RT/RW. Dokumen & Data – simpan salinan fisik & digital (flashdisk/cloud) dokumen penting; catatan obat & alergi. Latihan – simulasi keluarga per 3–6 bulan: cara evakuasi, siapa membawa apa. 2) Saat Gempa Di dalam bangunan – Drop–Cover–Hold On : me...
Dilema Perekrutan Ahli IT Hanya Berdasarkan Rekomendasi Ustadz Mengapa Rekomendasi Berharga Trust awal: indikasi kejujuran, disiplin, dan komitmen. Budaya kerja: lebih mudah menegakkan etika keamanan data. Mengapa Tidak Cukup IT itu dinamis: skill kadaluarsa cepat tanpa praktik nyata. In-group bias: tim jadi homogen, solusi mudah buntu. Risiko Jika Hanya Andalkan Rekomendasi Proyek gagal karena skill gap tak terdeteksi. Standar kerja tidak scalable, bergantung figur, bukan sistem. Jalan Tengah: Sistem Rekrut Berlapis Filter Amanah (Opsional, dari ustadz): validasi akhlak & kedisiplinan. Screening Teknis: CV singkat, portofolio, Git/arsip pekerjaan. Tes Praktik 90–120 menit: studi kasus mirip kerja harian. Pair Programming / Deep-Dive 60 menit: ukur cara berpikir. Reference Check ganda: 1 dari ustadz, 1 dari atasan/klien teknis. Probation 30–90 hari: target, log h...
RPP Vokasi Non-Formal – Servis Laptop Dasar Peserta: Remaja putus sekolah usia 14 tahun (pemula total) Pertemuan: 1 dari seri dasar Durasi: 2 jam Tujuan Pembelajaran Mengoperasikan laptop dasar: menyalakan, mematikan, memakai touchpad & keyboard. Mengenali bagian fisik: layar, keyboard, port, adaptor, baterai, cover bawah. Membuka & memasang kembali cover bawah dengan aman tanpa kehilangan baut (audit trail). Menumbuhkan sikap teknisi: hati-hati, teliti, bertanggung jawab. Pendekatan & Prinsip Project/Problem Based Learning (PM/PjBL): ada proyek mini setiap sesi. Learning by Doing: praktik lebih banyak daripada ceramah. Refleksi Terbimbing: peserta menyadari proses, kesulitan, dan perbaikan. Alat & Bahan Laptop latihan (boleh unit rusak/non-aktif) + adaptor. Obeng plus kecil, pinset, kuas kecil, kain microfiber. Wadah/tray baut 6-slot + label kertas/spidol (manajemen ba...

Pendidikan Kebencanaan di Sekolah Dasar vs Odong

Gambar
Pendidikan Kebencanaan di Sekolah Dasar Pendidikan Kebencanaan di Sekolah Dasar Ahli seismologi BMKG, Pepen Supendi, mengingatkan bahwa selatan Nusa Tenggara termasuk wilayah rawan gempa dan tsunami. Energi tektonik yang belum sepenuhnya terlepas sewaktu-waktu bisa berubah menjadi guncangan besar. Teknologi memang belum mampu memprediksi kapan, tetapi kita bisa menyiapkan generasi agar lebih tangguh. Bagi anak-anak sekolah dasar, pendidikan kebencanaan bukan sekadar materi tambahan, tetapi bekal hidup . Ia sama pentingnya dengan membaca dan berhitung. Anak SD perlu dilatih untuk: Mengenali jalur evakuasi di sekolah maupun rumah. Melakukan simulasi drop–cover–hold saat gempa. Menghafal titik kumpul keluarga. Memahami tanda bahaya dan membedakan informasi resmi dari isu menyesatkan. Dengan latihan rutin, anak terbiasa bersikap tenang bahkan bisa membantu melindungi teman atau adiknya. Pendidikan ini akan membentuk refleks keselamatan ...

🔧 Laptop dan 40 Hari Kesabaran

Gambar
Sebuah laptop yang baru selesai diperbaiki, ibarat seorang manusia yang baru saja keluar dari rumah sakit. Hari pertama ia sudah bisa berdiri, bahkan berjalan. Tapi apakah kita langsung yakin ia benar-benar pulih? Belum tentu. Karena kesehatan itu bukan soal bisa bergerak sekali, melainkan soal konsistensi . Seseorang yang baru sembuh butuh waktu: tidur cukup, makan teratur, dan beradaptasi dengan ritme harian. Begitu juga laptop. Di hari pertama, ia mungkin menyala tanpa masalah. Tapi ketika masuk minggu kedua, suhu ruangan panas, software berat dijalankan, atau baterai dipakai penuh–baru ketahuan apakah ia masih kuat atau kembali drop. Itulah mengapa teknisi bijak tidak pernah buru-buru berkata “normal” . Laptop diuji dan dipakai 30–40 hari, melewati siklus panas-dingin, beban ringan-berat, update sistem yang kadang tak terduga. Bila ia tetap stabil melewati semua itu, barulah kita bisa berkata dengan tenang: “Ya, laptop ini sehat. Ia siap menemanimu bekerja tanpa drama.” 🌱 P...

Layanan Onsite Maintenance PC

Layanan Onsite Maintenance PC & Peralatan Kantor Kami datang ke kantor Anda untuk merawat, mendiagnosis, dan memperbaiki perangkat kerja—tanpa ribet antar-jemput. Fokus kami: stabilitas, keamanan data, dan downtime minimal . Gaya kerja tenang ala arsitek sistem: hipotesis berbasis data, eksekusi presisi, jejak audit jelas. 🎯 Manfaat Utama Efisiensi waktu: masalah ditangani di tempat, operasional cepat pulih. Preventif & terukur: perawatan terjadwal memperpanjang usia perangkat. Audit trail jelas: checklist, log, dan foto sebelum–sesudah. Kustom SOP: disesuaikan kultur kerja & kebijakan IT Anda. 🧭 Ruang Lingkup PC & Laptop: pembersihan internal, thermal paste, health-check RAM/SSD/PSU, optimasi OS & software kerja, backup/recovery sesuai SOP. Printer & Cetak: head cleaning, kalibrasi, atasi paper jam & sensor, sharing printer via LAN. Jaringan: cek kabel, router/AP, IP/DHCP, ...
Membebaskan Diri dari Kultus Otodidak Renungan untuk para tukang servis elektronika—khususnya laptop—yang ingin naik kelas tanpa kehilangan kerendahan hati Malam di bengkel kadang terasa seperti kaca pembesar bagi kejujuran. Angka di amperemeter tidak pernah ikut berdoa bersama kita— 0,19 A tetap 0,19 A , meski hati ingin 1,2 A . Dari sana pelajaran datang: glorifikasi jatuh, fakta berdiri. Namun anehnya, justru di titik runtuh itu sering lahir kultus: keyakinan bahwa otodidak adalah segalanya . Padahal motor tanpa kompas hanya berputar di lingkaran. Dan lingkaran bisa menipu—kita merasa jauh melaju, padahal tetap di titik semula. 1) Ilusi yang Memeluk Kita Kita kadang menyebut “ BIOS rusak ” dengan nada berwibawa, padahal data hanya menunjukkan arus diam 0,19 A . Kadang laptop hidup lalu kita merasa ilmu naik, padahal itu sekadar kebetulan bekerja. Komunitas ramai memberi tepuk tangan, tetapi tak seorang pun berani bilang: “Datamu kurang.” Bahasa bisa menjadi obeng yang pa...

Bukan Puisi Pidato Di Kubur Orang, dan Bukan Karya Subagio Sastrowardoyo

  Pidato di Bengkel Orang Ia terlalu baik buat dunia ini Ketika makelar mengetuk bengkelnya Dan menaruh tiga laptop di meja, Ia tinggal diam dan tidak membuat nota; Ia membongkar dan mengecek satu per satu—tanpa ongkos. Ketika toko-toko besar datang numpang cek Dan meminta diagnosa lengkap, Ia tinggal diam dan tidak menyebut tarif; Ia menuliskan hasil rapi—untuk dibawa ke tempat lain. Ketika pesan beruntun menagih hasil cepat Sambil berkata “kan cuma cek,” Ia tinggal diam dan tidak menawar-nawar; Ia mengirim laporan teknis, utuh dan jelas. Ketika servis center terbesar marah-marah Karena “gratisnya” dianggap lambat, Ia tinggal diam dan tidak membela diri; Ia tersenyum dan melanjutkan penggratisannya. Ketika malam menutup pintu bengkel Dan buku kas tetap kosong barisnya, Ia tinggal diam dan tidak mengucap penyesalan; Ia memadamkan lampu, berbisik pelan: “Yang gratis sudah kutunaikan.” Ia terlalu baik buat dunia ini

Antara AI dan Manusia: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kata

Gambar
Di masa lalu, keaslian tulisan diukur dari jejak tangan manusia. Pertanyaan sederhana: apakah ini karya ciptaanmu sendiri? Kini, ketika algoritma bisa merangkai kalimat lebih cepat dari pikiran, pertanyaan itu kehilangan bobotnya. Yang tersisa bukan lagi soal asal teks, melainkan: apakah engkau memahami dan berani bertanggung jawab atasnya? Mesin bisa menyusun kata dengan rapi, memberi struktur yang memukau, bahkan menyalin ritme seorang penyair. Namun, mesin tidak pernah malu jika salah, tidak pernah bangga jika benar. Ia tidak menanggung risiko moral. Tanggung jawab itu—beban sekaligus martabat—hanya mungkin dipikul manusia. Maka etika menulis di era ini bergeser. Menggunakan AI sebagai alat bantu bukan dosa; ia hanyalah pena baru, lebih canggih dari tinta. Namun ketika manusia berhenti berpikir, hanya menyalin hasil mesin tanpa paham, yang lenyap bukan sekadar orisinilitas gaya, melainkan kedewasaan intelektual. Keaslian zaman baru tidak lagi ditentukan oleh siapa yang mengetik kat...

Renungan Pendidikan: Di Manakah K3 Sejak Dini?

Gambar
Renungan Pendidikan: Di Manakah K3 Sejak Dini? Keselamatan itu bukan teori kelas tinggi. Ia bukan sekadar rumus dalam buku atau sertifikat di dinding ruang rapat. Ia adalah napas sehari-hari, kebiasaan kecil, budaya yang ditanamkan sejak anak pertama kali belajar berjalan di trotoar, menyebrang di zebra cross, atau duduk di kursi kendaraan. Namun hari ini kita justru dihadapkan pada ironi: anak-anak sekolah yang sedang outing class—sebuah kegiatan yang mestinya menanamkan nilai edukatif dan kebersamaan—malah diangkut dengan odong-odong. Murah? Mungkin. Seru? Bisa jadi. Tetapi apakah itu aman? Jelas tidak. Apakah itu sesuai aturan pemerintah? Sama sekali tidak. Pertanyaannya sederhana: di manakah pendidikan K3 sejak dini, saat anak justru diajak “belajar risiko” di atas odong-odong? K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sering kita pahami sebatas di pabrik besar, tambang, atau proyek konstruksi. Padahal, nilai dasarnya adalah kesadaran: setiap aktivitas manusia mengandung risiko, da...

Era AI: Kabinet Seharusnya Ramping, Bukan Membengkak

Gambar
Era AI: Kabinet Seharusnya Ramping, Bukan Membengkak Opini kebijakan—gaya ringkas, logis, dan tajam. Premis Sederhana AI mengompresi jarak antara data dan keputusan. Ketika mesin mampu melakukan verifikasi dokumen, menambal duplikasi data, dan mengorkestrasi alur lintas-instansi secara otomatis, maka biaya koordinasi manusia harusnya menurun. Jika organisasi tetap menambah lapisan dan unit, itu gejala bahwa struktur tidak mengikuti teknologi. Masalah Inti dari “Birokrasi Menggemuk” Biaya koordinasi membengkak —jumlah relasi antarkementerian tumbuh mendekati kuadratik. Semakin banyak simpul, semakin mahal sinkronisasi. Fragmentasi data —setiap kementerian membawa “versi kebenaran” sendiri; integrasi jadi proyek permanen yang tak pernah selesai. Goodhart’s Law —indikator dipoles untuk menyenangkan atasan, bukan untuk memperbaiki layanan warga. Politics over product —portofolio jabatan cenderung mengikuti akomodasi, bukan desain l...

Toshiba Satellite C800: Meluruskan Salah Kaprah Tentang Komponen

Gambar
Toshiba Satellite C800: Meluruskan Salah Kaprah Tentang Komponen Banyak pemilik Toshiba Satellite C800 mengira seluruh komponennya dibuat oleh Toshiba sendiri. Faktanya, brand laptop tidak memproduksi semua part . Toshiba merancang sistem, memilih vendor, lalu merakitnya. Komponen inti datang dari ekosistem global. Apa Saja Komponen C800? Prosesor: Intel (bukan buatan Toshiba). Layar LCD 14": bisa dari AUO, LG Display, atau BOE. RAM & HDD/SSD: dari Samsung, Hynix, Micron, dll. Motherboard: desain Toshiba, diproduksi ODM (Quanta/Compal). Baterai & adaptor: dipasok vendor spesialis. Layar C800: Tidak Harus “Asli Toshiba” Layar Toshiba C800 memakai konektor 40 pin LVDS . Artinya, panel merek AUO atau LG bisa dipasang, asalkan: Ukuran sama (14"). Tipe antarmuka: LVDS 40 pin. Resolusi sesuai (umumnya 1366×768). Posisi konektor dan dudukan cocok. Banyak teknis...

Salah Kaprah: Brand Laptop ≠ Pembuat Semua Part

Gambar
Meluruskan Salah Kaprah: Brand Laptop ≠ Pembuat Semua Part Banyak konsumen menyangka merek laptop menciptakan seluruh komponen—dari layar, motherboard, hingga adaptor. Itu keliru . Dalam industri modern, brand berperan sebagai arsitek + integrator yang menggabungkan komponen dari berbagai pemasok global ke dalam satu sistem yang konsisten. Inti Singkat Brand ≠ pabrik semua komponen. Brand merancang, memilih vendor, dan mengontrol mutu. Komponen = ekosistem global. Satu laptop bisa memuat part dari 7–10 perusahaan lintas negara. “Made in …” menunjuk lokasi perakitan/proses utama, bukan asal semua komponen. Kualitas lahir dari desain, integrasi, dan QC—bukan sekadar negara label. Bagaimana Laptop Dibangun CPU/GPU: Intel, AMD, NVIDIA (bukan dibuat brand laptop). Layar (LCD/OLED): BOE, LG Display, AUO, Sharp, Samsung, dsb. RAM & Storage: Samsung, SK hynix, Micron, Kingston, dsb. Motherboard: desai...

Mengupas Pohon Upas

Gambar
Teduh tidak selalu aman. Pada pohon upas , daun merayu, tetapi getah menunggu lengah. Dalam sosial, keteduhan kerap berupa kata manis, slogan kebajikan, dan gedung rapi—namun tanpa akuntabilitas, ia berubah racun. Gejala Panggung ramah, dapur data tertutup. Hierarki kuat, akuntabilitas lemah. Arus dana kabur; konflik kepentingan disamarkan. Insentif untuk menutup mata, bukan memperbaiki. Uji Getah (6 Tanya) Mana data mentahnya? Jejak keputusan (siapa, kapan, dasar)? Pemisahan wewenang & kas? Perlindungan pelapor? Aturan main tertulis & diaudit? Waktu masalah→perbaikan (bukan masalah→siaran pers)? Tebang & Tanam Tegakkan audit trail, ikuti aliran dana, berlakukan kode etik operasional, review triwulan, dan undang kritik sebagai kontrol kualitas. Racun sosial jarang datang gelap—ia datang teduh.

Percakapan dengan DeepSeek

Gambar
Analisis Kritis: Sekolah di Balik Kata Manis Analisis Kritis: Sekolah di Balik Kata Manis Sebuah Dialog tentang Pendidikan, Retorika, dan Realita Dalam blog post ini, saya membagikan percakapan menarik dengan AI tentang analisis terhadap sebuah cerita fiksi kritik sosial berjudul "Sekolah di Balik Kata Manis". Percakapan ini tidak hanya menganalisis kekuatan tulisan tersebut tetapi juga menghasilkan prompt Canva AI untuk visualisasi cerita serta membahas apakah tulisan tersebut dibuat oleh AI atau manusia. P Penulis Cerita Fiksi: Sekolah di Balik Kata Manis Sekolah megah berdiri dengan jargon gemerlap: "disiplin, berprestasi, berakhlak mulia." Spanduk menenangkan hati orang tua, ...

Menyusun RPP dengan Bantuan AI

Gambar
Menyusun & Memeriksa RPP dengan Bantuan AI RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sering dianggap sebagai dokumen administratif yang memakan waktu. Padahal, RPP sejatinya adalah peta jalan guru dalam mengelola kelas. Kehadiran AI kini dapat membantu guru mempercepat proses penyusunan dan pemeriksaan RPP, tanpa mengurangi esensi peran guru sebagai pendidik utama. 1. Peran Guru vs Peran AI Guru: Menentukan arah pembelajaran, menafsirkan KD, memilih model pembelajaran, serta menyisipkan nilai-nilai lokal dan budaya. AI: Merapikan format, mengakuratkan bahasa tujuan, menyusun alur kegiatan, dan memberi variasi ide strategi maupun media. Analogi sederhana: Guru adalah arsitek, AI hanyalah tukang gambar. 2. Menyusun RPP dengan AI Langkah praktis penyusunan RPP berbasis AI: Guru memberi arahan spesifik: contoh: "IPA kelas 8, KD 3.5 tentang sistem pernapasan, model Problem Based Learning, ...

Jenazah yang Difoto, Nurani yang Mati

Gambar
  Jenazah yang Difoto, Nurani yang Mati: Analisis Kebodohan Digital yang Berulang Fenomena membagikan foto jenazah dalam kondisi memprihatinkan di media sosial—khususnya Facebook—bukan sekadar kekeliruan teknis. Ia adalah potret dari masalah yang lebih dalam: krisis literasi digital, krisis empati, dan krisis akhlak publik. 1. Normalisasi Kekerasan Visual Di dunia maya, penderitaan manusia semakin sering dijadikan tontonan. Foto jenazah disebar dengan alasan “biar jadi pelajaran” atau “supaya orang ikut mendoakan”. Tetapi efek psikologisnya justru menormalisasi kekerasan visual. Orang terbiasa melihat tubuh yang tak berdaya sebagai konten, bukan sebagai manusia yang layak dihormati. 2. Benturan Antara Adat, Agama, dan Praktik Digital Dalam hampir semua tradisi dan agama, jenazah dijaga kehormatannya. Auratnya ditutup, wajahnya diselimuti doa. Tetapi begitu masuk ruang digital, aturan itu seolah hilang. Manusia merasa bebas mengabadikan dan menyebarkan, padahal tindakan itu jus...

Antiaris toxicaria

Gambar
Antiaris toxicaria: Teduh yang Menyimpan Racun Di hutan, Antiaris toxicaria berdiri megah. Batangnya kokoh, daunnya rindang. Dari jauh, ia tampak seperti simbol perlindungan. Namun siapa pun yang tahu paham: getah putihnya bukan kehidupan, melainkan kematian. Teduh yang ia berikan hanyalah hipnosis sebelum racun bekerja. Begitu pula dalam kehidupan sosial. Ada individu, lembaga, manajemen yang terlihat ramah, penuh janji, bahkan seakan menjadi pelindung. Tetapi di balik tutur manis dan sistem yang tampak megah, tersembunyi racun yang melumpuhkan nurani dan keadilan. Banyak yang tetap memilih berlindung di bawah bayangannya. Mereka tahu bahayanya, tapi takut gersang di padang terbuka. Mereka lupa bahwa racun yang menetes perlahan justru lebih mematikan daripada luka yang langsung terlihat. Masyarakat yang sehat tidak bisa dibiarkan tumbuh di bawah naungannya. Mereka hanya bisa tumbuh jika ada keberanian untuk menebang pohon-pohon racun, lalu menanam pohon baru yang jujur...